Diduga Oknum Dosen Rugikan Mahasiswa, Pimpinan FEBI UIN Lampung Akan Tindak Lanjuti

 

Diduga Oknum Dosen Rugikan Mahasiswa, Pimpinan FEBI UIN Lampung Akan Tindak Lanjuti

Diduga Oknum dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Lampung merugikan mahasiswa, sejumlah massa aksi dari Senat Mahasiswa FEBI, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) FEBI, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Perbankan Syariah (PS), Akuntansi Syariah (AKS), Manajemen Bisnis Syariah (MBS), Ekonomi Syariah (ES) gelar aksi demo, Selasa, (3/6/25), siang.

Dalam audiensi yang di hadiri dan di tanda tangani oleh Wakil Dekan 1, Wadek 2, Wadek 3, Kabag TU, Kaprodi AS, Kaprodi ES, dan Kaprodi PS yang di mana dalam Surat Pernyataan Bersama / Nota Kesepemahaman yang telah di tanda tangani

Pimpinan FEBI UIN Lampung dengan ini Menyatakan bahwa akan menindak lanjuti terkait bukti-bukti yang disajikan oleh kawan-Kawan mahasiswa terhadap oknum dosen inisial M yang telah menciderai nama baik Fakultas, dengan Mengajukan ke pihak pimpinan rektorat UIN Raden Intan Lampung untuk memberikan sanksi terhadap yang bersangkutan berupa Penonaktifan/ pembebastugasan Sebagai Sekretaris Prodi.

Kemudian pada poin berikutnya dalam nota kesepahaman mengupayakan agar M untuk segera mengembalikan dana-dana yang diterima dari aduan mahasiswa.

Sementara itu, Aldo Winandar Selaku Kordinator Lapangan dan Ketua Senat Mahasiswa FEBI Dalam Aksi Demonstrasi Menyampaikan “Kami sudah cukup bersabar. Ketika aspirasi tidak digubris, maka aksi adalah jawaban. Dugaan pungli dan jual beli nilai oleh oknum dosen bukanlah pelanggaran kecil, ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai akademik dan keadilan bagi mahasiswa. Jika pihak dekanat terus bungkam dan tidak mengambil langkah konkret, maka kami pastikan tekanan akan terus kami tingkatkan. Mahasiswa tidak akan diam saat integritas kampus diinjak-injak dan ini adalah bentuk rasa cinta dan rasa peduli kami terhadap FEBI, maka Kami menuntut pencopotan jabatan, transparansi, dan penegakan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Ini bukan sekadar aksi, ini adalah perlawanan terhadap ketidakadilan.” Ujarnya. (Ma/ik)