Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Provinsi Lampung kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan generasi muda yang berkarakter dan toleran melalui kegiatan Kajian Senja Mengaji. Acara yang berlangsung pada Kamis, 29 Agustus 2024 di Uluan Nughik, Tulang Bawang Barat ini mengusung tema "Pentingnya Dialog Antar Agama untuk Menumbuhkan Sikap Moderat di Kalangan Pelajar." Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sikap toleransi dan pemahaman antar umat beragama di kalangan generasi muda, yang saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai kebhinekaan.
Dr. H. Puji Raharjo, S.Ag., S.S., M.Hum., yang menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung sekaligus Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Nahdhatul Ulama (NU) Provinsi Lampung, hadir sebagai narasumber utama dalam acara ini. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan keagamaan, Dr. Puji Raharjo dianggap sebagai sosok yang tepat untuk membahas isu-isu kritis terkait moderasi beragama di kalangan pelajar. Beliau dikenal sebagai figur yang selalu mendorong pentingnya dialog antar agama sebagai sarana utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya di tengah masyarakat yang multikultural seperti Indonesia.
Dalam pemaparannya, Dr. Puji Raharjo menekankan bahwa moderasi beragama harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan pelajar. "Moderasi beragama harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan pelajar yang merupakan penerus bangsa. Pelajar adalah masa depan kita, dan jika mereka tidak memiliki pemahaman yang moderat dan toleran, masa depan bangsa ini akan berada dalam ancaman," tegas Puji Raharjo. Menurutnya, pendidikan mengenai pentingnya dialog antar agama bukan hanya menjadi kebutuhan tetapi juga menjadi keharusan dalam membangun bangsa yang damai dan harmonis.
Dr. Puji Raharjo juga mengingatkan bahwa moderasi beragama bukanlah sekadar wacana, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mencerminkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. "Dialog antar agama merupakan jembatan yang dapat menghubungkan berbagai perbedaan, dan melalui dialog inilah kita dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Moderasi beragama bukanlah pilihan, tetapi keharusan untuk menjaga keberagaman yang ada di negeri ini," tambahnya.
Acara Kajian Senja Mengaji ini menjadi salah satu rangkaian materi pada Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III (PKMTM III), sebuah program yang dirancang khusus untuk membentuk kader-kader muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang seimbang. Noval Sahnitri, yang bertindak sebagai moderator, dengan cakap mengarahkan jalannya diskusi dan tanya jawab antara narasumber dan peserta. Noval, dengan kemampuannya dalam mengelola diskusi, berhasil menciptakan suasana yang interaktif dan penuh antusiasme, sehingga setiap peserta merasa terlibat dan mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pandangan serta pertanyaan mereka.
Sebelum diskusi dimulai, Firdaus Armansyah, Ketua Umum PW IPM Lampung, memberikan opening speech yang menekankan pentingnya kegiatan seperti Kajian Senja Mengaji dalam mendukung misi IPM untuk mendidik pelajar menjadi individu yang memiliki pandangan terbuka dan mampu menghargai perbedaan. Firdaus menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Bulanan yang telah menjadi komitmen PW IPM Lampung dalam upaya menciptakan generasi muda yang moderat dan toleran. "Kegiatan ini adalah salah satu upaya kami untuk mendidik pelajar agar memiliki pandangan yang terbuka dan menghargai perbedaan. Kami percaya bahwa pendidikan moderasi beragama harus menjadi bagian integral dari pembentukan karakter pelajar sejak dini," ungkap Firdaus dalam sambutannya.
Firdaus juga menekankan bahwa di tengah perkembangan teknologi yang pesat, pelajar sering kali dihadapkan pada berbagai informasi yang tidak selalu benar dan dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, menurut Firdaus, penting bagi pelajar untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan selalu mengedepankan sikap moderat dalam menyikapi berbagai isu yang muncul. "Kami berharap melalui kegiatan ini, pelajar tidak hanya memahami pentingnya moderasi, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Moderasi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis di tengah keberagaman," tegasnya.
Dalam diskusi yang berlangsung, Dr. Puji Raharjo juga menguraikan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan pelajar. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah arus informasi yang sangat cepat dan tidak selalu dapat dikendalikan, terutama di era digital seperti sekarang ini. "Kita hidup di era digital, di mana informasi sangat mudah diakses. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal penyebaran informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus mendidik pelajar agar mereka kritis dalam menyikapi informasi, dan selalu mengedepankan sikap moderat dalam segala hal,"jelas Puji Raharjo.
Ia juga menggarisbawahi peran penting yang harus dimainkan oleh para pendidik dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi kepada siswa. Menurutnya, pendidik bukan hanya berfungsi sebagai penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai role model dalam bersikap dan berperilaku. "Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, mereka harus menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai moderasi dan toleransi di sekolah. Jika guru dapat memberikan teladan yang baik, maka siswa juga akan meniru sikap tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari," tambahnya.
Salah satu peserta, Irham Munasdar, yang juga merupakan peserta PKMTM III, memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan Kajian Senja Mengaji ini. Irham menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat inspiratif dan memberikan pengingat penting akan perlunya moderasi dalam beragama. "Kegiatan Kajian Senja Mengaji ini memberi inspirasi dan mengingatkan kembali kepada kita betapa pentingnya moderasi dalam beragama. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, moderasi beragama adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan persatuan di antara kita," ungkap Irham dengan penuh keyakinan.
Sebagai penutup,Firdaus Armansyah menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi para peserta dan mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan mereka masing-masing. "Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya moderasi beragama. Kami ingin seluruh peserta menjadi agen perubahan yang aktif dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi di lingkungan mereka, baik di sekolah maupun di masyarakat," tegas Firdaus.
Dr. Puji Raharjo kemudian menutup acara dengan memberikan pesan inspiratif kepada seluruh peserta. Ia berharap agar IPM dapat terus menjadi organisasi yang inklusif dan mampu menyatukan keberagaman demi kemajuan pendidikan dan pengembangan karakter positif di kalangan pelajar. "Saya ingin IPM menjadi organisasi yang inklusif, merangkul seluruh lapisan peserta didik, dan mampu menyatukan keberagaman demi kemajuan pendidikan dan pengembangan karakter positif. Hanya dengan semangat inklusivitas dan toleransi, kita bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan harmonis,"ujar Puji Raharjo.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama akan terus ada, namun dengan komitmen dan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak, tantangan tersebut dapat diatasi. "Tantangan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama akan selalu ada, tetapi dengan komitmen dan kerja sama yang kuat antara pemerintah, organisasi pelajar, dan masyarakat, kita bisa menghadapi tantangan tersebut dan menciptakan generasi muda yang moderat, toleran, dan siap memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik," tutupnya.
Melalui kegiatan ini, PW IPM Lampung kembali menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan toleran. Dengan dukungan dari Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, diharapkan kegiatan seperti Kajian Senja Mengaji ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi seluruh pelajar di Provinsi Lampung.
Acara Kajian Senja Mengaji ini juga menjadi momentum penting bagi IPM Lampung untuk menunjukkan bahwa moderasi beragama adalah nilai yang harus dijaga dan diperjuangkan bersama. Dengan
menghadirkan narasumber yang kompeten dan berwawasan luas seperti Dr. H. Puji Raharjo, IPM Lampung berharap dapat menginspirasi lebih banyak pelajar untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Irham Munasdar yang menjadi salah satu peserta kegiatan ini juga menambahkan, “Saya merasa kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya untuk menambah wawasan tetapi juga untuk mengingatkan kami semua tentang pentingnya moderasi beragama di tengah masyarakat yang multikultural. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar kami, para pelajar, bisa menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan dengan sikap moderat dan toleran.”
PW IPM Lampung juga berharap bahwa kegiatan Kajian Senja Mengaji ini dapat menjadi contoh bagi organisasi pelajar lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serupa yang mengedepankan nilai-nilai moderasi beragama. “Kami mengajak seluruh organisasi pelajar untuk mengikuti jejak IPM dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan moderasi beragama. Mari kita bersama-sama membangun generasi muda yang toleran, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan bijaksana,” tutup Dr. Puji Raharjo dengan penuh semangat.
Dengan berakhirnya acara ini, PW IPM Lampung berkomitmen untuk terus menggalakkan program-program yang mendukung moderasi beragama di kalangan pelajar, sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang damai, harmonis, dan bersatu dalam keberagaman. “Kegiatan ini hanyalah awal dari perjalanan panjang kita dalam mempromosikan moderasi beragama. Kami akan terus mengadakan program-program serupa yang diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas lagi,”ungkap Firdaus Armansyah dalam closing statement-nya.
Acara Kajian Senja Mengaji ini merupakan bukti nyata bahwa PW IPM Lampung serius dalam upayanya untuk mendidik pelajar agar menjadi generasi yang mampu menjaga dan merawat keberagaman Indonesia. Dengan semangat kebersamaan dan inklusivitas, IPM dan seluruh elemen pendidikan di Provinsi Lampung berharap dapat membawa perubahan positif bagi masa depan generasi muda yang diharapkan mampu menjadi pelopor moderasi beragama di Indonesia. (Red)
0 Komentar