Breaking News

Angkon Muwakhi Rosim Nyerupa Dan Briptu Muchlisi Jadi Contoh Millenial Di Lampung

 



Angkon Muwakhi Rosim Nyerupa Dan Briptu Muchlisi Jadi Contoh Millenial Di Lampung



Adat Muwakhi Sebagai Salah Satu Cara Orang Lampung Mengangkat Saudara. Hal tersebut disampaikan oleh mantan Aktivis Mahasiswa, Rosim Nyerupa, S.IP dalam acara Angken Muwakhei  dirinya bersama Briptu Muchlisi yang merupakan ajudan Kapolresta Bandar Lampung, Jumat 11 Juni 2021 Berlangsung di Komering Putih Lampung Tengah.


Briptu Muchlisi merupakan putera kandung dari Suttan Buay Nyerupa, Penyimbang Adat Marga Buay Nyerupa. Buay Nyerupa merupakan salah satu kebudayaan yang ada didalam Konfederasi Adat Pepadun Abung Siwo Migo yang mencakup Kampung Komering Putih, Kampung Komering Agung dan Kampung Fajar Bulan Kecamatan Gunungsugih Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan hasil musyawarah kelaurga besar dan Penyimbang Adat setempat, Rosim Nyerupa dianugerahi gelar Rajo Pengiran.


Didalam adat setempat, Rosim Nyerupa berasal dari Bilik Bujung sedangkan Bripda Muchlisi dari berasal dari Bilik Ghabow. Bilik Ghabow dan Bilik Bujung merupakan dua dari kelima bilik yang terdapat dikesatuan adat Buay Nyerupa Abung Siwo Migo. Prosesi adat Angken Muwakhei disaksikan oleh Penyimbang Adat setempat. Muwakhi ini menyerahkan daw (uang adat) sebesar 240.000 sebagai salah satu aturan adat yang berlaku


Adat Muwakhi dilangsungkan disebabkan oleh hubungan baik dalam pertemanan mereka sejak dikecil. Sebagai salah contoh, Saat menginjak bangku SMA, Setelah Rosim Nyerupa menjabat sebagai Ketua OSIS posisinya digantikan oleh Muchlisi sebagai Ketua OSIS hasil pemilihan umum siswa SMAN 1 Gunungsugih berapa tahun silam. Selain itu, Kerekatan persaudaraan yang dibangun terlebih dalam berbagai kegiatan kepemudaan baik aktif diberbagai organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam, KNPI dan berbagai organisasi kepemudaan lainnya.


Angken Muwakhi yang dibangun oleh keduanya, Menjadi salah satu contoh pemuda dan millenial di Lampung bahwa dengan bersatunya pemuda akan menjadi kekuatan baik bagi keluarga dan masyarakat. Seperti yang dikutip Presiden Republik Indonesia, Ilmu Soekarno, Berikan aku sepuluh pemuda akan aku guncang dunia. Yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana membina hubungan baik sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik serta mencegah perpecahan diantara masyarakat.


Semua sudah direncanakan dan menjadi ketentuan Allah SWT yang maha menggerakkan hati manusia. Rezeki itu banyak kontennya, Salah satunya adalah rezeki banyaknya saudara baik kandung maupun saudara angkat.


Senang bisa menjalin silaturahmi apalagi diikat melalui kearifan lokal baik sesama saudara satu suku maupun berbeda suku, Karena pada hakikatnya sesama muslim adalah saudara. Perbedaan tidak menjadi alasan untuk merajut persaudaraan yang kental. 


Dalam islam menjadi anjuran kita untuk menjalin dan memperkuat ukhuwah islamiah dan didalam tradisi adat budaya Lampung mengenal sebuah tradisi Akken Muwaghei/Angkon Muwakhi yang sejak lama telah dilakukan nenek moyang kita secara turun temurun. Sebuah tradisi yang menunjukkan betapa terbukanya masyarakat adat Lampung dan sebuah tradisi yang kental dengan nilai-nilai keislaman dalam memandang persaudaraan.


Tradisi Akken Muwaghei/Angkon Muwakhi, Sebuah tradisi pengangkatan saudara di Lampung menunjukkan sebuah komitmen persaudaraan bagi yang melaksakannya. Komitmen persaudaraan yang yang dipupuk dengan nilai seandanan (saling merawat), sebalakkan (saling membesarkan), setinukan (saling memperhatikan) dll. 


Hubungan pertemanan pasti saling mengajak dan mengajarkan antara haq dan bathil diantara sesama teman. Keduanya tidak dapat dicampuradukkan, Nilai-nilai kebaikan yang menjadi akar perkawanan tersebut sebagaimana termaktub dalam QS. 49:13 yang menyiratkan makna egaliter (equal), QS. 49:10 yang mengandung makna persaudaraan (brotherhood) dan tolong- menolong dalam kebaikan dalam QS 5:2. Ikhlas, sabar dan berjiwa besar adalah nilai kebaikan manusia yang memanusiakan manusia menuju manusia yang paripurna.


Setelah pengangkatan saudara tersebut dilaksanakan, Tentunya kita punya tanggung jawab moral dalam menata hubungan persaudaraan baik saling mengisi, ada disaat suka maupun duka. Merawat dan mempertahankan hubungan tersebut hingga anak keturunan nanti akan menjadi catatan sejarah dalam perjalanan hidup (Hablumminannas).


Semoga tali kemuwakhian ini diridhoi Allah SWT dan kami senantiasa mengistiqomahkannya. Persaudaraan menjadi akar yang kokoh baik bagi kami dan generasi setelah kami.


Prosesi adat Angken Muwakhei dipandu oleh tokoh adat setempat, Keduanya melaksanakan sumpah, Angken Muwakhei ini berlaku untuk satu generasi atau satu keturunan diantara keduanya. (Red)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Berita Lampung, Info lampung, Wisata Lampung, Loker Lampung, lowongan lampung, kuliner lampung