Breaking News

Isu Dugaan Adanya Kekerasan Saat Diksar, MAHEPEL UNILA Tegaskan Tidak Ada Kekerasan

 


Isu Dugaan Adanya Kekerasan Saat Diksar, MAHEPEL UNILA Tegaskan Tidak Ada Kekerasan


Terkait isu adanya dugaan kekerasan yang terjadi saat Pendidikan Dasar (Diksar) yang digelar pada 14–17 November lalu, Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila) tegaskan bahwa tidak ada kekerasan dalam diksar.

Meninggalnya salah satu peserta diksar , Pratama Wijaya Kusuma setelah beberapa bulan dari kegiatan menjadi perbincangan hangat oleh netizen, namun atas dugaan yang beredar dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh kuasa hukum Mahepel, Chandra Bangkit bahwa pada kegiatan telah dilaksanakan sesuai standar administratif, fisik, dan psikologis yang berlaku, serta telah disertai dengan izin resmi dari pihak kampus.

"Terkait luka-luka, itu bukan dari kekerasan fisik pukulan atau lainnya dari MAHEPEL, itu didapat dari perjalanan alamnya, waktu merayap, kena pohon gitu, namun bukan karena kekerasan kontak fisik dengan Mahepel,” ujar Bangkit, Selasa (3/6/25) kepada media.

Kemudian ada isu beredar terkait minum spritus. "Isu terkait minum spritus ini, sangat tegas itu tidak ada sama sekali, kejadian minum spritus memang ada, tapi itu terjadi pada saat kawan-kawan peserta sedang masak, dan sdr Pratama ini, dia salah ambil minum, namun cairan tidak sempat diminum," ujar dia.

Atas kejadian ini, pihak MAHEPEL Unila menyampaikan duka cita atas wafatnya saudara Pratama Wijaya.

"Kami sampaikan duka sedalam-dalamnya. Saudara Pratama adalah bagian dari kami (MAHEPEL UNILA)," kata Chandra.

Dirinya pun sampaikan bahwa MAHEPEL mendukung penuh proses investigasi dari pihak Kampus Unila dan Kepolisian terkait hal ini.

Sebagaimana informasi MAHEPEL UNILA jelaskan kegiatan lapangan digelar 14 – 17 November 2024. Almarhum Pratama wafat pada 28 April 2025, lima bulan setelah Diklat berakhir, dan berdasarkan pemeriksaan medis penyebab kematian adalah tumor otak. Bukan akibat dari aktivitas Diklat, karena pasca Diklat, almarhum Pratama masih sering kesekretariatan Mahepel dan tidak pernah ada keluhan sama sekali. Bahkan, Almarhum Pratama terakhir kali terlihat dikampus FEB kurang lebih pada akhir bulan Februari 2025.

Kemudian, salah satu peserta Muhammad Arnando Al Faris sempat alami keluhan pendengaran. Namun, berdasarkan hasil Diagonisismedis. Yang bersangkutan mengalami, Otitis Media Akut (OMA), bukan pecah gendang telinga. Pihak Mahepel telah menunjukkan iktikat baik dengan biayai pengobatan dan silaturahmi ke pihak keluarga.

Selanjutnya, terkait isu tanpa istirahat di long march hingga kehausan Mahepel tegaskan long march sesuai kemampuan peserta dan ada waktu istirahat, lalu air dan makanan telah disiapkan.

Mengenai tim bantuan medis, Mahepel mengakui kekurangannya karena tidak menyertakan tim bantuan medis secara resmi, dan pihak Mahepel telah menjalani sanksi dari pihak Dekanat FEB Unila berupa kegiatan sosial. (*)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Info lampung, loker lampung, lowongan lampung, kuliner lampung