Bertepatan satu tahun kepemimpinan Eva Dwiana dan Deddy Amarullah, Keluarga Besar NU (KBNU) Kota Bandar Lampung , yang sejak awal mendukung dan mensuport Bunda Eva, secara khusus menyampaikan rasa syukur dan ucapan selamat atas perjalanan satu tahun yang sudah dilampaui oleh pasangan walikota Bandar Lampung Eva Dwiana dan Deddy Amarullah.
Suport dan dukungan KBNU tersebut bukan tanpa alasan dan pertimbangan. Dalam pandangan KBNU bahwa setiap kepemimpinan dinilai dari orientasi kemaslahatan serta komitmen pelayanan dan kepedulian atas yang dipimpinnya. Sebagaimana kaidah fiqh disebut tasuaraful iman ala rukyah manutun bil maslahah, artinya bahwa setiap kebijakan kepemimpinan harus didasarkan pada kemaslahatan atas yang dipimpinnya.
Sejak awal diberikan amanah kepemimpinan bunda Eva dihadapkan pada situasi pandemi global, yakni pandemi covid yang hingga sekarang belum berakhir. Pandemi covid telah berdampak nyata pada kesulitan keuangan pemerintah di semua tingkatan termasuk di Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Meski menghadapi tantangan dan kesulitan akibat pandemi akan tetapi dalam pandangan KBNU justru bunda Eva telah menunjukan kegigihan dan semangat luar biasa, serta fokus dalam menangani pandemi covid.
Tanpa mengurangi perhatian pada upaya pelayanan optimal bagi masyarakat Kota Bandar Lampung.
Maka, mengamati tidak berkurangnya semangat dan komitmen kepemimpinan bunda eva yang terus bekerja keras menjadi kewajiban KBNU kota Bandar Lampung untuk terus mengawal dan mensuport kepemimpinan bunda Eva.
Hi. Irfandi sebagai panglima KBNU menyatakan bahwa komitmen KBNU belum dan tidak akan berubah sepanjang orientasi kepemimpinan bunda Eva didedikasikan untuk seluas luasnya kemaslahatan rakyat.
"Kami dari keluarga besar NU bersama para kyai pondok pesantren di kota Bandar Lampung, tetap berkomitmen mendukung bunda Eva, adapun jika masih terdapat kekurangan, menjadi kewajiban kami mengingatkan untuk diperbaiki, terpenting semangat dan orientasinya tidak berubah" ujar Hi. Irfandi di amini sejumlah kyai, seperti KH. Izuddin Abdusalam, KH Badruzaman, KH. Hafiduddin Hanif, KH. Ihya Ulumuddin, KH. Maisir dan yang lainnya. (Red)
0 Komentar