Herayati asal Cilegon, Banten yang berasal dari keluarga sederhana, ayahnya tukang becak, Herayati berhasil mewujudkan cita-cita sebagai dosen di usia sangat muda.
Wanita yang akrab dipangil Hera itu, mengambil program fast track di ITB dan melanjutkan kuliah S2 di sana, dan lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,8.
Dari target lulus satu tahun karena program fast track, Hera mampu menyelesaikannya dalam waktu 10 bulan saja.
itupun setengah masa kuliahnya dihabiskan di Chulalongkorn University Thailand lewat program student exchange.
Hera lahir pada 17 April 1997. Setelah SMA dia melanjutkan kuliah ke ITB. Setelah lulus S1, dia diminta mengajar ke Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," kata Hera, melansir Kompas.com, di kediamannya di Jalan Masigit-Sumur Menjangan, Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (24/7/19).
Setelah menyelesaikan program fast track di ITB, Hera melanjutkan kuliah S2 dan setelah lulus ia langsung diberi amanah untuk mengabdi sebagai dosen luar biasa di Jurusan Teknik.
Dia mulai mengajar kimia dasar pada bulan September 2019 di usia yang masih muda yakni 22 tahun.
"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," Ucapnya.
Hera mengatakan kerja kerasnya selama ini tidak lepas dari dukungan kedua orangtuanya. Kendati mereka tidak mampu membiayai kuliah, dukungan dan doanya tidak pernah berhenti.
"Walaupun tidak punya, Bapak dan Mama tidak pernah melarang, walaupun diam, tapi tidak pernah bilang jangan, selalu mendukung, walaupun tidak lewat materi, tapi doanya luar biasa,"Ujarnya. (*)
0 Komentar