Rezi Harja : Tak Ada Gading yang Tak Retak
Lampung Utara - Sebagai makhluk sosial, setiap individu tidak terlepas dari khilaf dan kesalahan. Meski demikian, upaya memperbaiki diri dan menyadari kekhilafan yang telah diperbuat, adalah satu momentum penting yang harus tertanam dalam diri manusia.
Hal ini disampaikan Rezi Harja Wira Sasmita, saat berbincang santai dengan awak media ini, Jum'at, (28/9), di kediamannya. Rezi Harja Wira merupakan seorang karyawan perbankan yang saat ini tersandung satu persoalan yang tidak dapat disebutkan.
Diakui Rezi, dirinya saat ini sedang dalam pengawasan dan pembinaan guna mendorong kinerjanya di perusahaan tempat ia bekerja.
Pemuda kelahiran Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, 23 tahun yang lampau ini, meniti karir sebagai karyawan di perusahaan swasta bidang perbankan di kota kelahirannya, semata-mata untuk meringankan beban perekonomian keluarganya.
"Sejujurnya, pembinaan yang sedang saya hadapi saat ini bermula dari adanya satu kesalahpahaman. Namun, demi mempertahankan pekerjaan yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan saya untuk membantu orang tua, saya harus jalani dengan ikhlas dan lapang dada," kata Rezi Harja Wira Sasmita, putra bungsu dari empat bersaudara.
Ia berprinsip, dalam menjalani kehidupan setiap manusia harus berpegang teguh dalam konsep kemandirian.
"Dengan prinsip hidup mandiri, tentunya kelak mampu bermanfaat bagi orang sekitar, merangkul, mengajak, serta membimbing setiap insan ke jalan yang lebih baik," urai warga Desa Kalicinta, RT/RW 001/001, Kec. Kotabumi Utara, seraya mempersilakan awak media ini menikmati suguhan alakadarnya.
Dirinya mengakui, medio 16 Agustus 2017 lalu, saat perjalanan karirnya meningkat tajam, di saat itulah ujian hidup menghampirinya. Laksana badai, menghantam dan bertubi-tubi.
"Namun, saya hanya berusaha memetik hikmah di setiap kejadian. Bagi saya, belajar lebih baik dari satu kesalahan,
mengubah masa lalu yang dulu hitam menjadi putih, tentu sebagai guru sejati. Saya yakin, pengalaman kelam yang saya terima membentuk katangan kepribadian saya menjadi lebih dewasa," papar Riza.
Tak ada manusia yang sempurna. Tak ada gading yang tak retak, tutur Riza, manusia yang baik bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan.
"Tapi yang paling sugestif adalah memperbaiki kesalahannya untuk tujuan yang lebih baik. Hidup bukanlah tentang siapa yang baik dan yang terbaik, melainkan siapa yang bisa berbuat baik? Bukan berpura-pura baik, seakan kebaikan yang diperbuat tidak harus diketahui oleh orang lain," papar Riza sambil menyungging senyuman. (*)
0 Komentar