Breaking News

10 Fakta Menarik Tentang RA Kartini Yang Perlu Kamu Tau

Foto Ist
10 Fakta Menarik Tentang RA Kartini Yang Perlu Kamu Tau

Infokyai.com - Kartini adalah salah satu pahlawan Nasional Indonesia.  Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. seperti dilansir dari wikipedia.org
Baca Juga : Ucapan Selamat Hari Kartini https://goo.gl/KTa8WT
Pada Tanggal 21 April merupakan Hari Kartini yang diambil dari tanggal kelahiran Kartini sendiri. Siapa pun tahu bahwa Kartini adalah sosok pahlawan yang memperjuangkan hak kaum perempuan. Kalau bukan karena Kartini, rasanya perempuan Indonesia tidak akan maju dan modern seperti sekarang. Untuk mengenang jasa-jasa beliau,ternyata ada 10 fakta menarik tentang RA Kartini yang perlu kamu tau lho, berikut fakta - fakta menariknya yang infokyai.com lansir dari pegipegi.com yakni sebagai berikut :
Baca Juga :  Makna Hari Kartini Bukan Hanya Sekedar Berbaju Kebaya https://goo.gl/t4qXSN
1. PAHLAWAN KONTROVERSIAL
Perempuan bernama asli Raden Adjeng Kartini dikenal lewat bukunya yang berjudul “Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku itu yang bukan ditulis oleh Kartini, namun disusun oleh J.H Abdendanon dalam Bahasa Belanda.  Sebenarnya ada 150 surat di buku tersebut, tapi tidak semua ditampilkan karena banyak juga yang sifatnya sangat sensitif.

Akhirnya, buku tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan menampilkan 100 surat. Di antaranya, ada 53 surat yang ditujukan untuk sahabatnya, Rosa Abendanon dan suaminya. Perempuan kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini dianggap sebagai pahlawan kontroversial, karena para sejarahwan meragukan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Soalnya, tidak ada bukti surat-surat Kartini.

2. MAHIR BERBAHASA BELANDA
Walaupun hanya mengenyam pendidikan dasar di sekolah anak-anak Belanda dan bangsawan pribumi, Kartini ternyata mahir berbahasa Belanda dan memiliki tata bahasa yang sangat bagus, soalnya ia selalu mengisi waktu dengan banyak membaca buku. Orang-orang Belanda yang meragukan surat-surat Kartini tersebut, akhirnya yakin bahwa surat-surat tersebut memang asli tulisan Kartini.

3. BENCI DENGAN TATA CARA HIDUP FEODAL JAWA
Kartini mewarisi darah biru ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan Bupati Jepara. Ibunya, Ngasirah cuma seorang selir, karena berasal dari rakyat jelata. Menurut aturan feodal Jawa, ia wajib memanggil ibunya “Yu” yang berasal dari kata “Mbakyu” (kakak perempuan). Sedangkan, ibunya memanggil Kartini “Ndoro” (panggilan untuk bangsawan Jawa). Jika Ngasirah lewat di depan Kartini, ia harus berjalan membungkuk. Jika Kartini duduk di kursi, ibunya harus duduk di lantai. Kartini cuma boleh memanggil ibu kepada ibu tirinya, Raden Ayu Moeryam yang merupakan keturunan raja Madura.

Namun, Kartini benci dengan tata cara hidup feodal Jawa. Ia pun lebih suka dipanggil “Kartini” ketimbang “Raden Adjeng Kartini”. Menurutnya, tidak ada yang lebih gila dan bodoh daripada melihat orang yang membanggakan asal dan keturunan. Kartini pun membebaskan dirinya dari adat. Ia melarang adiknya berjalan jongkok, menyembah, menunduk, dan bersuara pelan saat berbicara dengannya.

4. DI-BULLY DI SEKOLAH DAN DIKURUNG DI RUMAH
Saat sekolah, Kartini kecil kerap menghadapi diskriminasi dan cemooh dari guru-guru Belanda. Karena, ia adalah perempuan dan bangsa berkulit cokelat. Guru-guru tidak rela memberikan nilai tertinggi untuk anak Jawa, meskipun si murid berhak menerima. Kartini hanya boleh menempuh pendidikan sampai sekolah dasar, setelah itu ia dipingit di rumah. Sehingga, ia kehilangan masa kecilnya.

Ketika zaman itu, perempuan memang hanya dikurung di rumah untuk menunggu laki-laki tak dikenal datang menjemput dan menikahinya. Untuk mengisi waktu, Kartini rajin membaca majalah, buku, dan surat kabar yang bercerita tentang gerakan emansipasi perempuan di Eropa. Itulah yang menginspirasi dirinya untuk memperjuangkan hak dan martabat perempuan.

5. DIPOLIGAMI KARENA KEINGINAN AYAH
Foto kompasiana.com
Kartini juga melihat konflik yang dialami oleh ibu kandung dan ibu tirinya. Itulah sebabnya ia menolak poligami yang menyebabkan penderitaan bagi perempuan. Namun, saat usianya 24 tahun, Kartini terpaksa bersedia dinikahi bangsawan yang memiliki dua selir, yaitu Bupati Rembang, Raden Adipati Djojo Adiningrat. Soalnya, sang ayah ingin Kartini menikah, ditambah lagi kondisi kesehatan ayahnya sudah semakin memburuk.

5. BERSEDIA MENIKAH ASAL BISA MEMPERJUANGKAN HAK PEREMPUAN
Kartini bersedia dijodohkan asal ayahnya menyetujui sejumlah syarat. Yaitu, ia harus diperbolehkan mendirikan sekolah untuk anak-anak perempuan, diperbolehkan mengajar, dan boleh menggapai cita-citanya untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan. Kartini juga menolak ritual cium kaki suami yang merupakan aturan upacara pernikahan feodal Jawa. Ia menganggap tradisi itu merendahkan perempuan.

6. DIKAGUMI OLEH MENDIANG ISTRI RADEN ADIPATI DJOJO ADININGRAT
Ternyata, Raden Adipati Djojo Adiningrat menikahi Kartini karena permintaan istrinya, Sukarmilah sebelum meninggal. Sukarmilah mengagumi Kartini dan pemikiran-pemikirannya. Makanya, ia berpesan kepada suaminya agar menikahi Kartini. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik.

7. KARTINI ADALAH SEORANG PEBISNIS
Kartini juga mendirikan sebuah bengkel ukir kayu untuk para pemuda di Rembang. Sehingga, kriya ukir dan kayu telah lama menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten Jepara dan Rembang. Ia berhasil membuktikan bahwa apa pun jalan yang dipilih tidak akan menghalangi jalan untuk mewujudkan impian. Meskipun jalan yang ditempuh sangat berliku.

8. ADA MUSEUM KARTINI DI JEPARA
Foto http://pinterest.com
Di Jepara, tepatnya di Desa Panggang, Kecamatan Jepara, ada Museum R.A Kartini yang didirikan pada 30 Maret 1975, di masa pemerintahan Soewarno Djojomardowo. Museum ini selain menyajikan benda-benda peninggalan Kartini, juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang didapat di Jepara.

9. NAMA KARTINI DIJADIKAN NAMA JALAN DI BELANDA
Nama Kartini terkenal sampai ke Belanda sebagai pejuang hak perempuan. Sampai-sampai, namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda, yaitu di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.

10. MENINGGAL DI USIA 25 TAHUN
Dari hasil pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Empat hari kemudian, Kartini meninggal dunia di usianya yang ke-25. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.



Menarik banget kan kisah hidup Kartini yang sungguh menginspirasi banyak perempuan! Selain berbagi fakta soal Kartini, Pegipegi juga punya banyak diskon tiket pesawat, tiket kereta api, dan hotel untuk dibagi ke travelers! Yuk, rencanakan liburanmu!

0 Komentar

© Copyright 2022 - Berita Lampung, Info lampung, Wisata Lampung, Loker Lampung, lowongan lampung, kuliner lampung