Breaking News

Sejarah Malam 1 Suro Dalam Tradisi Jawa

Foto Ist
Sejarah Malam 1 Suro Dalam Tradisi Jawa 
Informasi, Infokyai.com - Malam 1 Suro atau sura yang berada di Kalender Jawa bertepatan dengan malam 1 Muharram yang ada di dalam Kalender Hijriyah, jika mengulas sejarah, Kalender Jawa diterbitkan oleh Sultan Agung yang mengacu dengan dasar penanggalan Hijriyah (Islam).

Kononnya, penetapan tanggal 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram sebagai awal penanggalan Islam oleh Khalifah Umar Bin Khattab yang merupakan dasar keputusan yang di ambil oleh Sultan Agung untuk menerbitkan 1 Suro bertepatan dengan 1 Muharram

Baca Juga : 
Khasiat Memandikan Barang Pusaka Pada Malam 1 Suro https://goo.gl/X4gRQv

Biasanya, awal malam 1 suro, telah diperingati setelah Maghrib, dan pada hari sebelum tanggal 1 Suro, itu yang dinamakan malam 1 Suro, jadi dari Pukul 18.00 s.d 24.00 WIB ini yang dinamakan malam 1 suro. 

Jadi kesimpulannya malam 1 Suro adalah malam pergantian Hari Jawa yang tepatnya dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelum tanggal 1 Supr, jadi bukan tengah malam yai. 

Dari data yang infokyai.com himpun dari segala sumber, Satu suro memiliki banyak pandangan yang berbeda - beda, namun dalam pandangan masyarakat Jawa, Malam 1 Suro merupakan malam yang keramat, terlebih lagi jika malam 1 Suro jatuh pada  Jum'at Legi. 

Menurut Mitosnya, Pada Malam Satu Suro masyarakat dihimbau untuk pergi kemana - mana kecuali berdoa atau bisa juga melakukan hal - hal ibadah lainnya. 

Tradisi malam satu suro sangat melekat pada tradisi Jawa, di mana malam satu suro merupakan malam yang keramat, jadi pada malam ini tidak boleh berbicara mengeluarkan kata - kata yang aneh - aneh, dan juga selama ritual berlangsung tidak boleh melakukan hal - hal yang tidak baik, untuk menghindarkan hal - hal yang kurang baik.

Tirakatan malam satu suro, ini adalah ritual lain yang berlangsung pada malam satu suro, biasa dikenal dengan sebutan Thoriqot atau jalan, yang dimaknai sebagi usaha mencari jalan agar dekat dengan Allah SWT. 

Biasanya Tirakatan diselenggarakan oleh kelompok - kelompok tertentu yang menganut sebuah aliran kepercayaan Kejawen yang masih banyak berada di Negara Indonesia terutama di daerah pedesaan, biasanya warga desa menyambut datangnya tahun baru Jawa ini dengan acara Tirakatan atau selamatan.

Baca Juga 
Mengapa Malam Satu Suro Terkesan Angker ? https://goo.gl/nJxsQT

Konon, pada bulan Supr Masyarakat Jawa menyakin, bahwa harus terus bersikap Eling (ingat) dan waspada Eling, artinya manusia haru tetap ingat kepada dirinya dan juga kepada Allah SWT, bahwa manusia adalah Ciptaan Allah SWT.  (Red/mp)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Berita Lampung, Info lampung, Wisata Lampung, Loker Lampung, lowongan lampung, kuliner lampung